Minggu, 08 Februari 2015

Ngesot ke Hutan Lindung Ngungun Saok..

Gue akui, hobi nge-blog gue ga se-intens traveling mengelilingi Sumatera Barat. Terbukti, blog baru ini gue buat setelah puluhan kali perjalanan gue selama ini. Belakangan ini, sempat terpikir kalo gue wajib mendokumentasikan semua perjalanan gue ke berbagai daerah. Ini penting agar kelak gue bisa ceritain semuanya ke anak-cucu gue puluhan tahun yang akan datang. Mungkin foto ga cukup, karna menurut gue disetiap perjalanan pasti ada cerita unik yang perlu ditulis. Setiap cerita punya pelajaran penting utnuk kehidupan.


Sungai Ngungun Saok
Well, gue mulai post perjalanan gue yang baru-baru ini gue lakuin. kenapa? karna kalo dari traveling yg pertama, gue harus mengingat kembali detail jalan cerita setiap perjalanan gue. Ada beberapa yang terlupakan mungkin, tapi gue bakal berusaha buat share ke loe semuanya. penting?? yang terserah loe mau anggap ini penting atau ga, yang paling penting gue cuma mau jadi anak yang baik, suka berbagi. atleast, berbagi cerita dan foto narsis.


Hutan Lindung
Gue, Febri, and Gili
Ini perjalanan gue ke Ngungun saok, bertempat didaerah Aie dingin, Lubuk minturun kota Padang. Ini daerah terpencil guys, terbukti akses menuju kesana melalui jalanan terjal, penuh batu kerikil dan jalanan yang belum diaspal. Gue berangkat bareng temen-temen gue yang sakit jiwa, sebut saja mereka Febri dan Gili. Dua cecunguk ini lah yang selalu menemani setiap trip gue. cerita sedikit tentang mereka: Febri, wanita paruh baya ini sangat menyukai perjalanan yang menantang, spontanitas dan blak-blakan. Diatas dunia ini sudah mulai langka makhluk seperti dia, makanya gue peliahara guys, biar dia selalu setia menemani perjalanan gue. over all, anaknya assiik, humoris dan ga peritungan. Kalo fisik, gue agak susah mendeskripsikan karna wujudnya abstrak guys. jauh dari kriteria model. Tapi gue tetap seneng ama dia (*MuntahBeling). and now Gili, cowok tinggi tapi nggak jelas. Sumpah, anaknya gokil banget. pengalaman tripnya udah banyak juga, tapi sering ga nyampe ke lokasi. gue bingung, kenapa bisa yah? gue dikenalin ama Febri. ternayata Febri kenalan ama Gili melalui jejaring sosial. Menurut gue itu wajar, karna mereka berdua kompak alay nya.
Pemandangan dari atas

Oke, sekarang fokus tentang perjalanan ke Ngngun saok. Setelah mencapai musyawarah yang mufakat, kita setuju untuk berangkat hari kamis tgl 05/02/15. Berhubung jaraknya ga terlalu jauh, maka kami putuskan pakai motor. Berangkat jam 10 pagi. Kita sempat salah jalan, dan ini ulah Febri yang sok tahu rute tempatnya. Disimpang tiga, seharusnya kita belok kiri, tapi dengen pede nya febri bilang kita harus belok kanan. walhasil tersesatlah kita sejauh pejalanan 10 menit. Kita putar balik menuju daerah yang sesungguhnya. Dan ternyata daerahnya dekat dengan swiming pool ABG. Sekitar 10 menit dari tempat pemandian itu, kita pun sampai di ujung perjalanan yang ditandai berakhirnya jalanan aspal. Kita mampir ke warung kecil. Disana, kita banyak mendapatkan info. Terutama masalah nama daerahnya. Awalnya kita tahu tempat ini dari facebook. Kata salah satu akun FB, nama tempat ini Batu Apik. Setelah ditanyakan kewarga disana, namanya Ngngun saok. Tempatnya memang masih jarang dikunjungi.

Setelah mengetahui jalan nya yang terjal dan belum diaspal, kita tetap tekad utnuk berangkat. Sekitar 3km dari warung kecil itu. ga kuat rasanya kalo bawa motor dijalan terjal seperti ini. ganbaatteee... Nah, sampai lah kami ditempat yang diciri-cirikan sama ibuk yang ada diwarung tadi. sebut saja namanya Sofie. Kita berhenti sejenak, dan menitipkan motor ke pondok yang ada disana. Bapak nya baik banget, mau nungguin motor kita ampe selesai. Kita putus kan untuk berjalan kaki mendaki bukit yang terjal itu. Ternyata setelah berjalan sekitar 1km, kita melihat ada 3 motor yang parkir ditepi jurang, feeling gue, ini tempatnya. Karna kata ibuk Sofie, kita emang harus turun ke jurang buat nemuin ngungun saok itu.

Hutan Lindung
Dengan semangat 2015, kita turun ke jurang, hanya bermodalkan ketampanan (jangan sebut Febri cantik) dan kekecean. Wow, andai bawa papan selancar, pasti kita bisa menekan waktu dan tenaga. jurangnya dalam banget guys.

Sampai dilokasi, gue benar-benar speechless. Ga bisa berkata apa-apa. Cuma bisa mangap segede gua Hira, plus ambil kamera dan kitapun #Selfie. Berhubung ga bawa baju ganti, kita putuskan untuk mandi bugil, ehh, ga sih, becanda. kita ga mandi guys.

@Agrowisata
Sekitar 2 jam kita puas-puasin disna, kita pun pulang karna hujan yang tiba-tiba turun. Tapi kita ga langsung pulang kerumah masing-masing guys. Kita mampir ke agrowisata. Ga jauh sih dari Ngungun saok. Kita berniat mencuri buah-buahan yang ada disana. Ternyata benar, kita disambut dengan berbagai macam buah-buahan. jambu biji, klengkeng, belimbing, jambu air, dan buah kunduang (gue ga tau istilah biologinya apa). Diatasnya ada Villa dan tempat mini outbond.

Perjalanan ini kita tutup dengan makan senja disalah satu ampera dijalan Bypass. Nikmatnya hidup. Thanks God..

5 komentar:

  1. nice story LIKE it..tapi yang kegiatan akhir yang pakai kata Ma***ng ooooo.. kudu hati-hati ni sama mas olix. jangan -jangan ntar !`:)

    BalasHapus
  2. ..referensi yg bermanfaat, sayang mulai keramean...

    BalasHapus
  3. Ngungun saok itu jlannya yg dmna mas? Sya cri" ngga ktemu

    BalasHapus
  4. Ngungun saok itu jlannya yg dmna mas? Sya cri" ngga ktemu

    BalasHapus

Untukmu yang Tulang Rusukku Kau Ambil

Cinta, satu kata yang bisa membuat sebuah kisah paling sempurna dalam kehidupan ini. Ketika Adam dan Hawa dipertemukan, Cinta membuat merek...