Minggu, 24 Mei 2015

Seperti Budaya saja...



Saya senang sekali menghadiri sebuah acara seperti seminar, workshop atau perayaan besar dari sebuah perusahaan ternama. Beberapa hal menjadi faktornya, pertama, saya bisa bertemu dengan orang-orang penting dan cerdas. Secara tidak langsung saya bisa belajar dari cara mereka berjalan, makan malam, berbicara dan menyampaikan pidato. Kedua, saya bangga bias bertemu dan bertegur sapa dengan orang-orang yang berambisi untuk maju. Sebagian orang beranggapan, seminar dan workshop adalah satu hal yang membosankan. Bagi saya itu hanya pendapat orang-orang malas saja. Oleh karena itu, bertemu orang dalam acara seminar merupakan kesempatan bertemu dengan orang yang menatap kedepan untuk masadepan yang lebih baik. Ketiga, saya bisa mendapatkan semacam souvenir dari acara yg bersangkutan. Menjadi kolektor souvenir banyak manfaatnya, salah satunya, saya ingin suatu saat mengenang masa lalu yang saya lewati dengan penuh manfaat setiap waktunya. Tidak hanya tidur, menonton televisi dan berbincang-bincang di cafĂ© sembari bermain gadget. Life is too short to do something freaks…

Well, dari sekian acara seminar atau workshop  yang saya hadiri, ada kesamaan yang bisa saya simpulkan. Termasuk mengahdiri acara besar seperti perayaan ulang tahun sebuah perusahaan ternama yang dihadiri oleh orang nomor satu di kota ini. Tepat waktu, adalah satu hal yang sulit kita dapatkan disetiap acara formal maupun non formal. Terlalu sering kita mengetahui bahwa mereka yang mengadakan acara selalu ingkar dengan jadwal yang sudah mereka buat.

Suatu ketika, saya diundang mengahadiri sebuah acara di hotel berbintang. Dalam sebuah undangan sangat jelas sekali dituliskan bahwa acara dimulai jam 19.00 wib, dan peserta diharapkan untuk hadir pukul 18.00 wib untuk regristasi. Dengan alasan jadwal yang bentrok dan memikirkan sholat magrib saya pun datang terlambat 1 jam, sampai disana pukul 19.10 wib. Perkiraan saya sebelumnya, acara sudah berlangsung hingga kata sambutan dari Bapak Gubernur. Namun, setiba dilokasi, ternyata belum ada tanda-tanda acara sudah dimulai. Masih ada beberapa meja yang kosong termasuk meja para undangan penting yang sengaja ditempatkan paling depan. Akhirnya, saya pun memutuskan untuk menikmati hidangan yang sudah disiapkan untuk para tamu sembari menunggu acara dimulai. Setelah mendapatkan info dari salah satu panitia, ternyata penyebab acara belum dimulai hingga pukul 20.25 wib ini adalah menunggu Bapak Gubernur yang diwakilkan oleh Bapak Sekretaris daerah. Walhasil, tamu dialihkan perhatianya dengan penampilan tarian-tarian dan makanan yang terhidang dimeja untuk dinikmati. Sehingga acara dimulai sekitar pukul 21.05 wib. Sounds terrible…

Hal semacam ini sudah “dibiasakan” oleh manusia itu sendiri, dan bukan lah menjadi masalah yang besar. Sebenarnya, kalau kita berada diposisi orang yang dirugikan, mungkin kita tidak akan bisa menerima keadaan semacam ini. Waktu yang Tuhan berikan kepada manusia 24 jam dalam 1 hari, rugi sekali kalau waktu ini dibiarkan berjalan tanpa ada hal-hal yang bermanfaat. Kalau kita perhitungkan, acara yang semula dijadwalkan mulai pukul 19.00 wib dan selesai pukul 21.00 wib, akan menjadi malapetaka bagi orang yang sebenarnya punya kegiatan lain setelah acara tersebut. Kegiatan mereka akan berantakan dan tidak sesuai dengan rencana sebelumnya. Bagi yang tidak punya rencana lain, istirahat dirumah dan bertemu keluarga bisa menjadi suatu yang bermanfaat. Wallahuallam..

Sabtu, 16 Mei 2015

Anak Kecil dan Perjalanannya...

Suatu ketika seorang anak kecil menganalisa arti hidup sesungguhnya. Aneh memang, tapi keadaan membuat dia tumbuh dewasa dari umurnya. Tampak dari luar, dia berperilaku layaknya seorang anak kecil sperti normalnya anak kecil. Dia bisa tertawa melihat sesuatu yang lucu, menangis merasakan sakit ketika jatuh dari sepeda, berlari berkejaran bersama teman-temannya. Yah, layaknya anak kecil pada umumnya. Siapa sangka, jauh didalam hati dan pikiranya, dia sudah memikirkan hal-hal yang membuat dia menjadi bijak untuk diri nya sendiri. Dari waktu ke waktu, dia menjalani proses yang ditulis Tuhan untuk nya. Suka duka yang dia dapatkan merupakan warna dalam hidup, sehingga dia paham betul bagaimana bertahan dan meneruskan proses ini. Terlahir sebagai apa, siapa, dan bagaimana, itu hak Tuhan yang harus dia terima dengan ikhlas dan mensyukurinya. Tahukah, setiap orang diciptakan berbeda. Beda secara fisik, mental, sifat dan pola pikir, tapi kita akan sama dalam hal meyakini bahwa Tuhan itu maha segalanya. Inilah yang sebenarnya diyakini oleh anak kecil ini, dimana dia bisa bertahan sampai sekarang.

Keterbatasan adalah musuh besar yang dia coba takluk kan setiap saat. Dia punya "sesuatu" dalam hidupnya, tapi keterbatasan ini mengikatnya untuk selalu takut mencoba apapun yang datang ketika itu. Dia tidak pernah menyesal dengan apa yang sudah ditetapkan oleh Tuhan. Dia mencoba menjalaninya dengan baik, layaknya anak kecil yang tak mengerti apa-apa tentang kerasnya hidup. Yang terpenting adalah dia selalu punya cita-cita dan impian, mungkin setiap orang punya itu, tapi dia yakin bahwa dia punya keinginan yang besar untuk merubah hidupnya. Impian ini lah yang membuat dia yakin bahwa setiap orang punya kesempatan untuk menjadi lebih baik.

Hidup itu perpaduan antara susah-senang, sedih-bahagia, siang-malam, cepat-lambat, baik-buruk. Setiap manusia percaya bahwa mereka akan mengalami hal itu. Ada yang berhasil memahami nya dengan terus bersyukur, sebaliknya, ada yang larut dalam ketidakpahaman tentang itu. Berhasil atau tidaknya seseorang dalam hidup tidak diukur seberapa banyak uang yang dia miliki, tapi sejauh mana dia mampu mengendalikan dirinya untuk tetap bahagia. Anak kecil itu sudah tumbuh dewasa. Dia masih terus berusaha untuk menjadi manusia yang lebih baik. dia masih selalu memegang impian yang pernah dia miliki waktu kecil dulu, dan itu yang akan menjadi cambuk buat dia terus melangkah.



Untukmu yang Tulang Rusukku Kau Ambil

Cinta, satu kata yang bisa membuat sebuah kisah paling sempurna dalam kehidupan ini. Ketika Adam dan Hawa dipertemukan, Cinta membuat merek...