Senin, 09 Februari 2015

Bekerjalah Sesuai Passion...

Hi Guys, masih ada diantara loe yang depresi karena pekerjaan? Terjebak dalam suasana pekerjaan yang ga sesuai dengan apa yang ada dalam hati loe. Menurut gue, bekerja itu ibarat pacarah lohh. kalau loe udah ga nyaman ama pacar loe, udah putusin aja. Ganti aja. Masih banyak yang lebih baik diluar sana; perhatian, sayang, tulus, peduli, dan ga neko-neko (malah curhat). Gampang kan. Life is simple, guys. 

Nih, ada beberapa ciri-ciri loe harus mutusin pacar, ehh, berhenti dari kerja maksud gue. Pertama, loe udah susah fokus buat nyelesain kerjaan. raga loe sihh dikantor, tapi pikiran loe udah bobok cantik dikasur. Kedua, loe udah ga nyaman sama temen-temen kantor, mereka ibarat scouter musuhnya son goku dalam "Dragon ball" yang pengen loe kasih jurus kamehameha trus loe colok-colok matanya. Ketiga, loe udah mulai berpikir untuk kerjaan yang lebih baik. Bukan berarti yang ini ga baik yah. Gue ga ngomong gitu.

Menurut gue, apapun yang kita lakukan sebaiknya sesuai dengan passion kita guys. Apa itu passion? Passion adalah kesenangan, pleasure, kenyamanan, betah, atau kebahagian dalam melakukan sesuatu. Nahh, kira-kira loe udah bekerja sesuai passion ga? atau loe menjalani hubungan sesuai passion ga? kalo ga, mending putus aja guys *ehh

Cara menemukan passion gampang banget, loe harus jujur ama diri loe sendiri. Loe harus tau apa yang loe suka dan yang loe butuh. Jangan pernah loe hidup dari bayang-bayang orang lain. karna itu bakal menyiksa banget guys. Contoh, kalo loe suka dunia tarik suara, loe  jalani itu sebaik mungkin. jangan pernah loe dengerin opini orang yang cuma berniat buat menghalangi keinginan loe guys. Mereka cuma gak pengen loe maju dan sukses. Anggap aja mereka lalat yang hinggap dikotoran kebo. buussuukk.

Gue, cuma cowok sederhana, tapi kece luar biasa. Menurut gue, sekarang gue udah bekerja sesuai dengan passion. Coba loe tebak, hobi apa yang menurut loe itu dibayar? yap bener, PENYIAR RADIO. Gue salah satu penyiar di radio paling hits kota Padang, sebut saja SIPP FEMALE RADIO. bekerja selama hampir 4 tahun membuat gue bisa belajar banyak hal. Bermula dari ngomong sendiri didepan mic, sekarang gue bisa ngomong didepan jutaan umat. #SujudSyukur

Gue ga pernah menganggap siaran itu sebagai pekerjaan, tapi "kesenangan". Setiap gue ngerasa jenuh ama kehidupan (agak mendramatisir), saat siaran, semuanya terasa fun. Ga ada beban. Hasilnya, jam siaran selama 3 jam, berasa 3 menit. Cepat banget berlalu. coba loe bandingin kalo loe kerja pake beban dan ga nyaman, 8 jam berasa 8 abad terkungkung di Gua Hira. Makanya guys, loe harus temukan passion dalam diri loe ketika memilih sebuah pekerjaan. karna ini menyangkut masa depan dan khalayak hidup orang banyak. Kalo loe hobi nulis, yah silahkan jadi penulis. Kalo loe suka jalan-jalan, yah silahkan jadi traveling blogger. Kalo loe hobi nyinden, yah silahkan jadi penyanyi. Kalo loe hobi gosipin orang, gunjingin orang, yah silahkan jadi presenter gosip. Asal loe nyaman ngelakuin nya. Itu aja cukup. Simple kan.

YOUR CHOICE..

Minggu, 08 Februari 2015

Ngesot ke Hutan Lindung Ngungun Saok..

Gue akui, hobi nge-blog gue ga se-intens traveling mengelilingi Sumatera Barat. Terbukti, blog baru ini gue buat setelah puluhan kali perjalanan gue selama ini. Belakangan ini, sempat terpikir kalo gue wajib mendokumentasikan semua perjalanan gue ke berbagai daerah. Ini penting agar kelak gue bisa ceritain semuanya ke anak-cucu gue puluhan tahun yang akan datang. Mungkin foto ga cukup, karna menurut gue disetiap perjalanan pasti ada cerita unik yang perlu ditulis. Setiap cerita punya pelajaran penting utnuk kehidupan.


Sungai Ngungun Saok
Well, gue mulai post perjalanan gue yang baru-baru ini gue lakuin. kenapa? karna kalo dari traveling yg pertama, gue harus mengingat kembali detail jalan cerita setiap perjalanan gue. Ada beberapa yang terlupakan mungkin, tapi gue bakal berusaha buat share ke loe semuanya. penting?? yang terserah loe mau anggap ini penting atau ga, yang paling penting gue cuma mau jadi anak yang baik, suka berbagi. atleast, berbagi cerita dan foto narsis.


Hutan Lindung
Gue, Febri, and Gili
Ini perjalanan gue ke Ngungun saok, bertempat didaerah Aie dingin, Lubuk minturun kota Padang. Ini daerah terpencil guys, terbukti akses menuju kesana melalui jalanan terjal, penuh batu kerikil dan jalanan yang belum diaspal. Gue berangkat bareng temen-temen gue yang sakit jiwa, sebut saja mereka Febri dan Gili. Dua cecunguk ini lah yang selalu menemani setiap trip gue. cerita sedikit tentang mereka: Febri, wanita paruh baya ini sangat menyukai perjalanan yang menantang, spontanitas dan blak-blakan. Diatas dunia ini sudah mulai langka makhluk seperti dia, makanya gue peliahara guys, biar dia selalu setia menemani perjalanan gue. over all, anaknya assiik, humoris dan ga peritungan. Kalo fisik, gue agak susah mendeskripsikan karna wujudnya abstrak guys. jauh dari kriteria model. Tapi gue tetap seneng ama dia (*MuntahBeling). and now Gili, cowok tinggi tapi nggak jelas. Sumpah, anaknya gokil banget. pengalaman tripnya udah banyak juga, tapi sering ga nyampe ke lokasi. gue bingung, kenapa bisa yah? gue dikenalin ama Febri. ternayata Febri kenalan ama Gili melalui jejaring sosial. Menurut gue itu wajar, karna mereka berdua kompak alay nya.
Pemandangan dari atas

Oke, sekarang fokus tentang perjalanan ke Ngngun saok. Setelah mencapai musyawarah yang mufakat, kita setuju untuk berangkat hari kamis tgl 05/02/15. Berhubung jaraknya ga terlalu jauh, maka kami putuskan pakai motor. Berangkat jam 10 pagi. Kita sempat salah jalan, dan ini ulah Febri yang sok tahu rute tempatnya. Disimpang tiga, seharusnya kita belok kiri, tapi dengen pede nya febri bilang kita harus belok kanan. walhasil tersesatlah kita sejauh pejalanan 10 menit. Kita putar balik menuju daerah yang sesungguhnya. Dan ternyata daerahnya dekat dengan swiming pool ABG. Sekitar 10 menit dari tempat pemandian itu, kita pun sampai di ujung perjalanan yang ditandai berakhirnya jalanan aspal. Kita mampir ke warung kecil. Disana, kita banyak mendapatkan info. Terutama masalah nama daerahnya. Awalnya kita tahu tempat ini dari facebook. Kata salah satu akun FB, nama tempat ini Batu Apik. Setelah ditanyakan kewarga disana, namanya Ngngun saok. Tempatnya memang masih jarang dikunjungi.

Setelah mengetahui jalan nya yang terjal dan belum diaspal, kita tetap tekad utnuk berangkat. Sekitar 3km dari warung kecil itu. ga kuat rasanya kalo bawa motor dijalan terjal seperti ini. ganbaatteee... Nah, sampai lah kami ditempat yang diciri-cirikan sama ibuk yang ada diwarung tadi. sebut saja namanya Sofie. Kita berhenti sejenak, dan menitipkan motor ke pondok yang ada disana. Bapak nya baik banget, mau nungguin motor kita ampe selesai. Kita putus kan untuk berjalan kaki mendaki bukit yang terjal itu. Ternyata setelah berjalan sekitar 1km, kita melihat ada 3 motor yang parkir ditepi jurang, feeling gue, ini tempatnya. Karna kata ibuk Sofie, kita emang harus turun ke jurang buat nemuin ngungun saok itu.

Hutan Lindung
Dengan semangat 2015, kita turun ke jurang, hanya bermodalkan ketampanan (jangan sebut Febri cantik) dan kekecean. Wow, andai bawa papan selancar, pasti kita bisa menekan waktu dan tenaga. jurangnya dalam banget guys.

Sampai dilokasi, gue benar-benar speechless. Ga bisa berkata apa-apa. Cuma bisa mangap segede gua Hira, plus ambil kamera dan kitapun #Selfie. Berhubung ga bawa baju ganti, kita putuskan untuk mandi bugil, ehh, ga sih, becanda. kita ga mandi guys.

@Agrowisata
Sekitar 2 jam kita puas-puasin disna, kita pun pulang karna hujan yang tiba-tiba turun. Tapi kita ga langsung pulang kerumah masing-masing guys. Kita mampir ke agrowisata. Ga jauh sih dari Ngungun saok. Kita berniat mencuri buah-buahan yang ada disana. Ternyata benar, kita disambut dengan berbagai macam buah-buahan. jambu biji, klengkeng, belimbing, jambu air, dan buah kunduang (gue ga tau istilah biologinya apa). Diatasnya ada Villa dan tempat mini outbond.

Perjalanan ini kita tutup dengan makan senja disalah satu ampera dijalan Bypass. Nikmatnya hidup. Thanks God..

Sabtu, 07 Februari 2015

#7HARITANPASOSMED Bisa???

Ini zaman tekhnologi, guys. Setiap orang punya alat komunikasi. Apakah itu jenis nya hanya untuk telpon dan sms atau bisa bersosial (katanya) dimedia. Setidaknya mereka punya alat ini untuk bersilahturahmi (katanya). Sebenarnya ada 2 tipikal manusia dalam zaman teknologi ini. Pertama, mereka yang menguasai alat komunikasi ini dan memanfaatkan nya se ideal mungkin. Kedua, mereka yang dikuasai oleh alat komunikasi dan menjadi budak nya (gadget).

Tipe pertama, adalah orang yang sukses menjalani hidupnya se optimal mungkin melalui alat komunikasi, seperti menghubungi partner kerja, klien atau bahkan rekan bisnis. Disamping itu, mereka gak pernah lepas untuk selalu menjaga komunikasi dengan keluarga, sahabat, atau bahkan tetangga. Mereka punya cara sendiri dalam managemen waktu. Alat komunikasi ini hanya menjadi orang ketiga dalam hidup mereka. Mungkin suatu saat akan menghancurkan hidupnya. Tapi mereka sadar bahwa mereka punya keluarga dan sahabat dalam kehidupan nyata yang butuh perhatian lebih dibanding mereka yang hidup didunia maya.

Tipe kedua, menurut gue adalah mereka yang menjadi budak teknologi. Teknologi lah yang mengendalikan mereka. Parahnya mereka sadar akan hal itu, tapi gak pernah berusaha buat move on. Hidup dalam dunia maya yang diciptakan sendiri oleh imaginasi dangkal mereka. Mungkin mereka bahagia, tapi sementara, setelah mereka sadar bahwa mereka kehilangan orang yang berada disekitar mereka. Pernah ga loe liat disuatu cafe, ada sekelompok orang berkumpul disatu meja, tapi mereka sibuk dengan gadget mereka masing-masing. atau loe pernah liat orang distation kereta atau pun bandara, mereka duduk bersebelahan tapi gak pernh saling kenalan, karna mereka sibuk dengan gadget mereka masing-masing. Padahal loe ga sadar, bisa saja dia yang duduk samping loe itu adalah cinta sejati yang selama ini loe cari. atau mungkin loe pernah liat orang yang meninggal karna bawa motor sambil sms-an? ada...

Nah, dari 3 paragrap diatas, gue menceritakan tentang hal yang terjadi saat ini. Tentang hal yang juga gue alami. Artinya, gue juga termasuk dalam salah satu dari dua tipikal manusia tersebut. well, gue akui, gue masuk dalam tipe kedua. Gue adalah budak teknologi canggih dan gue sadar itu. setiap meit yang gue lalui, gue gak pernah bisa pisah dari yang namanya gadget + paket data (wifi). Gue ngerasa menemukan sebuah kehidupan baru yang sangat mewah. Gue bisa kenalan sama siapa aja, gue bisa tulis yang gue rasakan dan menunggu komentar dari orang, gue juga cinta sama yang namanya instagram, disanalah tempat gue mengabadikan momen-momen indah yang gue alami dikehidupan nyata. ohya, gue juga seneng banget kalo nada notifikasi berdering di gadget gue itu. notifikasi itu ibarat orang yang berpuasa, ketika ada sirine adzan magrib, dengan cepatnya loe ambil minuman yang ada dihadapan loe. udah nafsu banget kayaknya.

Gue udah coba buat silent nada dering gadget, tapi ga tau kenapa, tangan ini gatel banget buat cek notifikasi di sosmed. kadang gue berpikir, apa gue kena pelet yah?? susah banget buat lupain benda ini.
Tapi, semakin sadar gue betapa jeleknya pengaruh dari sifat gila gadget ini, maka semakin dalam cinta gue kepadanya. hallaaahh..
Padahal, kalau gue sadar, sebenarnya banyak hal yang gue lupakan ketika gue gila gadget. Diantaranya: pekerjaan rumah yang seharusnya segera diselesaikan, konsentrasi kerja yang seharusnya wajib gue terapkan, "ngobrol" dengan keluarga dan sahabat (pacar? yah kalo ada), dan waktu istirahat yang seharusnya gue maksimalkan. nah, karna gadget lah semua itu jadi berantakan.

Sekarang, secara perlahan gue mulai sadar (sebenarnya dulu sadar juga sih), gue harus mulai meminimalisir kegilaan gadget ini. makanya gue terapkan #7HARITANPASOSMED dalam satu bulan. Menurut loe, gue bisa ga?? awalnya gue sendiri juga ragu sih, karna adanya niat dan tekad besar untuk berubah, semuanya berjalan dengan lancar guys. Banyak hal positif yang gue rasakan selama #7HARITANPASOSMED, gue jadi lebih intens baca buku, menyelesaikan bacaan novel, dan termasuk kembali aktif di dunia blog. Ohyaa, waktu tidur gue juga lebih maksimal. secara, kalo kita main gadget sebelum tidur, rasa kantuk seseorang itu akan hilang secara perlahan dikarnakan cahaya dari monitor gadget. nah kalo loe hobbinya nge-ronda, yah monggo maen gadget.

Intinya, perubahan itu dimulai dari hal yang paling simple tapi rumit. mulai dr diri loe sendiri. kalo ga sekarang kapan lagi? kalo ga diri loe sendiri, siapa lagi?? Ingat guys, efek nya itu mungkin ga loe alami sekarang, tapi 5-10 tahun kedepan. YOUR CHOICE... -op

Jumat, 06 Februari 2015

Walk to peace..

Ini kisah gue. Bermula ketika gue mencari "damai" dalam diri sendiri. Kebingungan mengartikan "damai" yang sebenarnya. Ada sebagian manusia mendefenisikan "damai" adalah uang. Damai bisa ditemukan ketika loe punya uang berlimpah. Loe bisa beli gadget termahal untuk mempublikasikan kemewahan hidup loe. Loe bisa beli mobil untuk membanggakan tahta yang loe punya. Secara finansial, loe damai dengan hidup loe. Sebaliknya, masih banyak orang dipinggiran kota sana yang belum bisa berdamai karna belum punya uang berlimpah. mereka rela saling sikut untuk mendapatkan "damai" itu. Bahkan ada yang diam-diam merampoknya dari orang lain.

Apa sebenarnya damai itu? Pernah kah loe bertanya ke diri loe sendiri tentang damai? atau mungkin ada seseorang yang bisa meyakinkan loe tentang "damai" itu? atau loe tak pernah merasa hidup?.

Dulu, saat gue belum mengerti bahwa hidup adalah bertahan, gue gak pernah mau tahu tentang hidup. Asalkan gue masih bisa makan, bermain dan tertawa, semuanya adalah hidup. Pulang sekolah, gue gak pernah memikirkan bagaimana agar baju yang kotor kembali bersih. Gue gak pernah memikirkan "makan apa setelah ini?". Gue juga gak pernah tahu apa itu cemburu. Menurut gue, itulah "damai". Selain itu, hidup diantara orang-orang yang gue cintai dan mencintai gue, adalah kehidupan yang sempurna. Damai yang tak tergantikan.

Sekarang, gue sudah cukup umur untuk melangkah dengan kaki gue sendiri. Bertindak dengan logika dan merabanya dengan hati. Semuanya terasa berbeda. Gak ada "damai" yang dulu pernah menjadi rumah dalam hidup gue. Tapi, Tuhan selalu punya cara untuk merangkul hamba-Nya. Dia biarkan kaki gue untuk terus melangkah hingga gue percaya "damai" itu ada dimana-mana. Melangkahlah agar kau berdamai. Kalimat ini seakan bergema dan menyadarkan gue yang larut dalam diam.


Diam itu mematikan. Diam itu ibarat kotak hitam tanpa celah. lama-lama loe berada dalam kotak itu, loe pasti merenggang nyawa. Diam itu bunuh diri. Berdosa. Loe bakal dimakan oleh rayap (waktu).

Gue juga percaya, ketika gue melangkah, gue menemukan hidup. Gue menemukan jawaban dari setiap kekhawatiran. Kalo loe cuma diam, loe ga bakal mendapatkan apa-apa. Melangkahlah, hingga loe bisa menghirup udara segar yang Tuhan sisipkan diseluruh muka bumi ini. Temukan itu, maka loe bisa bertahan dan hidup.

Melangkahlah...

Untukmu yang Tulang Rusukku Kau Ambil

Cinta, satu kata yang bisa membuat sebuah kisah paling sempurna dalam kehidupan ini. Ketika Adam dan Hawa dipertemukan, Cinta membuat merek...