Sabtu, 05 September 2015

Cerita Menarik Menuju Jakarta: Kabut Asap dikota Jambi



Satu hal yang saya sebut ujian pendewasaan diri, ketika semua rencana yang saya buat tidak disetujui oleh Yang Maha Kuasa. Rencana yang saya susun sekitar 3 minggu yang lalu, ternyata harus direvisi kembali. Membuat rencana boleh-boleh saja, tapi kita harus percaya bahwa tanpa persetujuan Nya apapun tak kan bisa terlaksana. Saya tetap berbaik sangka. Ada yang lebih menarik dari semua itu.


Tgl 04 September 2015. Tiket pesawat menuju Jakarta sudah saya pesan melalui internet. Rencana nya saya akan berngkat kejakarta untuk memenuhi panggilan salah satu perusahaan besar di Indonesia. Saya pilih Bandara sultan taha – Jambi agar akses kesana lebih dekat dari Muara Bungo. Tiket bus ke Jambi pun sudah siap saya pesan. Berangkat jam 20.00 dari Muara Bungo sampai di bandara Jambi sekitar jam 2.30 dini hari. Kondisi bandara yang masih sepi. Saya temukan beberapa orang yang sedang tidur di Mushola, sedangkan yang lainnya ada yang tidur di kursi bahkan dilantai. Sembari menunggu flight jam 06.05, saya pun menyibuk kan diri dengan gadget.

Isu tentang kabut asap di jambi sudah saya dengar melalui sepupu sebelum berangkat kejambi. Tapi saya tidak terlalu menghiraukan isu tersebut sampai pada akhirnya saya menyaksikan sendiri kabut asap yang tebal tersebut. Ternyata benar, penerbangan saya dibatalkan dikarnakan alasan cuaca. Semua antri dibagian konter untuk reschedule dijadwal penerbangan selanjutnya. Mulai dari jam 14.00, hingga jam 18.00 untuk penerbangan terakhir. Semuanya dibatalkan dengan alasan cuaca. Sebagian penumpang tampak kesal dengan kinerja maskapai pesawat ini. Banyak yang menyayangkan atas kurang nya informasi dan ketegasan atas jadwal penerbangan yang selalu ditunda. Ada yang marah, protes bahkan mengamuk dikonter tempat antrian. Antrian yang begitu panjang. Saya pastikan selesai hingga larut malam. Untungnya saya cepat berlari ke antrian, jadi dapat barisan depan. 

Satu hal lagi yang patut saya syukuri. Teman. Yah, teman bisa kita temukan dimana saja. Salah satunya melalui komunitas. Kebetulan saya bergabung dikomunitas Couchsurfing. Komunitas ini membantu para traveler yang membutuhkan penginapan dan informasi mengenai daerah yang dia tuju. Untuk lebih lengkapnya bisa dilihat diinternet.

Saya bertemu dengan bang Lukman Tanjung, beliau couchsurfer dari jambi. Jam 8 malam saya dijemput kebandara. Kesan pertama bertemu beliau, sangat welcome sekali. Beliau memiliki wawasan yang cukup luas, kemampuan bahasa Inggris yang luar biasa bagus sekali, dan juga komunikatif. Kebetulan beliau juga ada 2 orang tamu dari Rusia. Sesampai dirumahnya, saya letak kan tas ransel yang saya bawa, setelah itu, beliau pun mengajak kami untuk mengelilingi kota Jambi dimalam hari. Setelah berkeliling di Mall terbesar dikota Jambi, kami pun menikmati angin malam di Menara Genta Arasy. Kabarnya jembatan ini baru diresmikan bulan Maret 2015 kemaren. I was so lucky. Selanjutnya kita juga sempat mengunjungi museum yang ada disekitar menara, tapi sayangnya museum tutup. Perut pun terasa lapar. Bang Lukman membawa kami ketempat kuliner yang khas sekali disana. Nasi AMAK. Nasi gemuk yang dijual malam hari higga dini hari. Satu-satunya dikota Jambi. Terbukti, memang banyak sekali yang makan disana. Perut kenyang, kitapun kembali kerumah Bang Lukman dan beristirahat.

Tgl 05 September 2015, seharusnya saya berangkat ke Jakarta jam 07.40, tapi penerbangan masih belum bisa dilakukan. Kabut asap masih menebal. Setelah melakukan pertimbangan yang sangat alot dengan Mama. Kenapa Mama? Karna beliau lah yang mampu menenangkan saya dibalik ujian yang saya terima ini. Entah kenapa, setiap saya selesai berbicara dengan beliau melalui handphone, ada kekuatan yang tiba-tiba merasuki iwa dan raga. Sayapun memutuskan untuk berangkat ke Palembang. Saya dapatkan informasi bahwa Palembang bisa melakukan penerbangan ke Jakarta. Selain itu, saya juga melakukan diskusi dan pertimbangan yang sangat matang dengan Kak Arta; Beliau adalah teman dari teman saya di couchsurfing (Bang Ale). Kita bertemu pertama kali ketika sama-sama melakukan traveling ke Danau atas dan danau bawah, Solok, Sumatera Barat. Terimakasih untuk semuanya yang sudah membantu. Selanjutnya, perjalanan saya menuju kota Palembang. To be continued….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Untukmu yang Tulang Rusukku Kau Ambil

Cinta, satu kata yang bisa membuat sebuah kisah paling sempurna dalam kehidupan ini. Ketika Adam dan Hawa dipertemukan, Cinta membuat merek...